1.
Definisi Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda
adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1,
X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah masing-masing variabel
independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+
b2X2+…..+ bnXn
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 =
Variabel independen
a
= Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn
= 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun
penurunan)
2.
Output
Regresi Linier Berganda
Contoh
kasus:
Kita mengambil contoh kasus pada uji normalitas, yaitu
sebagai berikut: Seorang mahasiswa bernama Bambang melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan di BEJ. Bambang
dalam penelitiannya ingin mengetahui hubungan antara rasio keuangan PER dan ROI
terhadap harga saham. Dengan ini Bambang menganalisis dengan bantuan program
SPSS dengan alat analisis regresi linear berganda. Dari uraian di atas maka
didapat variabel dependen (Y) adalah harga saham, sedangkan variabel independen
(X1 dan X2) adalah PER dan ROI.
Data-data yang di dapat berupa data
rasio dan ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)
Tahun
|
Harga Saham (Rp)
|
Price earning rasio (%)
|
Return of investment (%)
|
1990
|
8300
|
4.90
|
6.47
|
1991
|
7500
|
3.28
|
3.14
|
1992
|
8950
|
5.05
|
5.00
|
1993
|
8250
|
4.00
|
4.75
|
1994
|
9000
|
5.97
|
6.23
|
1995
|
8750
|
4.24
|
6.03
|
1996
|
10000
|
8.00
|
8.75
|
1997
|
8200
|
7.45
|
7.72
|
1998
|
8300
|
7.47
|
8.00
|
1999
|
10900
|
12.68
|
10.40
|
2000
|
12800
|
14.45
|
12.42
|
2001
|
9450
|
10.50
|
8.62
|
2002
|
13000
|
17.24
|
12.07
|
2003
|
8000
|
15.56
|
5.83
|
2004
|
6500
|
10.85
|
5.20
|
2005
|
9000
|
16.56
|
8.53
|
2006
|
7600
|
13.24
|
7.37
|
2007
|
10200
|
16.98
|
9.38
|
Langkah-langkah pada program SPSS
Ø Masuk program SPSS
Ø Klik variable view pada SPSS data
editor
Ø Pada kolom Name ketik y, kolom Name
pada baris kedua ketik x1, kemudian untuk baris kedua ketik x2.
Ø Pada kolom Label, untuk kolom pada
baris pertama ketik Harga Saham, untuk kolom pada baris kedua ketik PER,
kemudian pada baris ketiga ketik ROI.
Ø Untuk kolom-kolom lainnya boleh
dihiraukan (isian default)
Ø Buka data view pada SPSS data
editor, maka didapat kolom variabel y, x1, dan x2.
Ø Ketikkan data sesuai dengan
variabelnya
Ø Klik Analyze - Regression - Linear
Ø Klik variabel Harga Saham dan
masukkan ke kotak Dependent, kemudian klik variabel PER dan ROI kemudian
masukkan ke kotak Independent.
Ø Klik Statistics, klik Casewise
diagnostics, klik All cases. Klik Continue
Ø Klik OK, maka hasil output yang
didapat pada kolom Coefficients dan Casewise diagnostics adalah sebagai
berikut:
Tabel. Hasil Analisis Regresi Linear
Berganda
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2
Y’ =
4662,491 + (-74,482)X1 + 692,107X2
Y’ =
4662,491 - 74,482X1 + 692,107X2
Keterangan:
Y’ =
Harga saham yang diprediksi (Rp)
a =
konstanta
b1,b2 = koefisien regresi
X1 = PER (%)
X2 = ROI (%)
Persamaan regresi di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
- Konstanta sebesar 4662,491; artinya jika PER (X1)
dan ROI (X2) nilainya adalah 0, maka harga saham (Y’) nilainya
adalah Rp.4662,491.
- Koefisien
regresi variabel PER (X1) sebesar -74,482; artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan PER mengalami kenaikan 1%, maka harga saham
(Y’) akan mengalami penurunan sebesar Rp.74,482. Koefisien bernilai negatif
artinya terjadi hubungan negatif antara PER dengan harga saham, semakin naik
PER maka semakin turun harga saham.
- Koefisien regresi variabel ROI (X2)
sebesar 692,107; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan ROI
mengalami kenaikan 1%, maka harga saham (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar
Rp.692,107. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
ROI dengan harga saham, semakin naik ROI maka semakin meningkat harga saham.
Nilai harga saham yang diprediksi
(Y’) dapat dilihat pada tabel Casewise Diagnostics (kolom Predicted Value).
Sedangkan Residual (unstandardized residual) adalah selisih antara harga
saham dengan Predicted Value, dan Std. Residual (standardized residual)
adalah nilai residual yang telah terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0
maka model regresi semakin baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya semakin
menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model regresi
dalam melakukan prediksi).
A.
Analisis
Korelasi Ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2,…Xn)
terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien ini menunjukkan
seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1,
X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y).
nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan
yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan
yang terjadi semakin lemah.
pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
sebagai berikut:
0,00 -
0,199= sangat rendah
0,20 -
0,399= rendah
0,40 -
0,599= sedang
0,60 -
0,799= kuat
0,80 -
1,000= sangat kuat
Dari hasil analisis regresi, lihat
pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut:
Tabel.
Hasil analisis korelasi ganda
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
angka R sebesar 0,879. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat
kuat antara PER dan ROI terhadap harga saham.
B.
Analisis
Determinasi (R2)
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan
untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1,
X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y).
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen
yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2
sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang
diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi
variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka prosentase
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel
dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam
model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Dari hasil analisis regresi,
lihat pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut
Tabel.
Hasil analisis determinasi
Berdasarkan
tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,772
atau (77,2%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel
independen (PER dan ROI) terhadap variabel dependen (harga saham) sebesar
77,2%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (PER dan
ROI) mampu menjelaskan sebesar 77,2% variasi variabel dependen (harga saham).
Sedangkan sisanya sebesar 22,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Adjusted R Square adalah nilai R
Square yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan
angka ini bisa memiliki harga negatif. Menurut Santoso (2001) bahwa untuk
regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2
sebagai koefisien determinasi.
Standard
Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi
dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi di dapat nilai 870,80 atau
Rp.870,80 (satuan harga saham), hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam
prediksi harga saham sebesar Rp.870,80. Sebagai pedoman jika Standard error of
the estimate kurang dari standar deviasi Y, maka model regresi semakin baik
dalam memprediksi nilai Y.
C.
Uji
Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen (X1,X2….Xn) secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat
digeneralisasikan), misalnya dari kasus di atas populasinya adalah 50
perusahaan dan sampel yang diambil dari kasus di atas 18 perusahaan, jadi
apakah pengaruh yang terjadi atau kesimpulan yang didapat berlaku untuk
populasi yang berjumlah 50 perusahaan.
Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui nilai F
seperti pada tabel 2 berikut ini.
Tabel. Hasil Uji F
Tahap-tahap
untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan Hipotesis
Ho
:Tidak ada pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara bersama-sama
terhadap harga saham.
Ha :Ada
pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara bersama-sama terhadap harga
saham.
b) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a
= 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan
dalam penelitian)
c) Menentukan F hitung
Berdasarkan tabel diperoleh F hitung sebesar 25,465
d) Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan
95%, a = 5%, df 1 (jumlah variabel–1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 18-2-1 = 15 (n adalah jumlah kasus dan k adalah
jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3,683 (Lihat
pada lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik
=finv(0.05,2,15) lalu enter.
e) Kriteria pengujian
-
Ho diterima bila F hitung < F tabel
- Ho ditolak bila F hitung > F tabel
f) Membandingkan F hitung dengan F
tabel.
Nilai
F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho ditolak.
Kesimpulan:
Karena F hitung > F tabel (25,465
> 3,683), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan
antara price earning ratio (PER)
dan return on investmen (ROI) secara bersama-sama terhadap terhadap
harga saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa PER dan ROI secara
bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.
D.
Uji
Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi variabel independen (X1, X2,…..Xn)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Dari hasil analisis
regresi output dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel. Uji t
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
E.
Pengujian
koefisien regresi variabel PER
·
Menentukan
Hipotesis
Ho : Secara parsial
tidak ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga saham.
Ha
: Secara parsial ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga saham
· Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat
signifikansi menggunakan a = 5%
·
Menentukan
t hitung
Berdasarkan
tabel diperoleh t hitung sebesar -1,259
· Menentukan t tabel
Tabel
distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau
18-2-1 = 15 (n adalah jumlah
kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi = 0,025) hasil
diperoleh untuk t tabel sebesar 2,131 (Lihat pada lampiran) atau dapat dicari
di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,15) lalu enter.
· Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel < t
hitung < t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t
tabel atau t hitung > t tabel
· Membandingkan thitung dengan t tabel
Nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho
diterima
Kesimpulan:
Oleh
karena nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho diterima,
artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga
saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial PER tidak
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.
F. Pengujian koefisien regresi variabel
ROI
v Menentukan Hipotesis
Ho
: Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga saham
Ha : Secara parsial ada
pengaruh signifikan antara ROI dengan harga saham
v Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a
= 5%.
v Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 5,964
v Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau
18-2-1 = 15 (n adalah jumlah
kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi = 0,025) hasil
diperoleh untuk t tabel sebesar 2,131.
v Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel £ t hitung £
t table
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
v Membandingkan thitung dengan t table
Nilai
t hitung > t tabel (5,964 > 2,131) maka Ho ditolak
Kesimpulan
:
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (5,964 > 2,131)
maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI
dengan harga saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial
ROI berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.
3. Adjusted
R
Koefisien determinasi pada regresi linear sering
diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam
menjelaskan varians dari variabel
terikatnya. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan
mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R). Sebagai contoh, jika nilai R adalah
sebesar 0,80 maka koefisien determinasi (R Square) adalah sebesar 0,80 x
0,80 = 0,64. Berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari
variabel terikatnya adalah sebesar 64,0%. Berarti terdapat 36% (100%-64%)
varians variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor lain. Berdasarkan
interpretasi tersebut, maka tampak bahwa nilai R Square adalah antara 0
sampai dengan 1.
Penggunakan R Square (R Kuadrat) sering menimbulkan permasalahan,
yaitu bahwa nilainya akan selalu meningkat dengan adanya penambahan variabel
bebas dalam suatu model. Hal ini akan menimbulkan bias, karena jika ingin
memperoleh model dengan R tinggi, seorang penelitian dapat dengan sembarangan
menambahkan variabel bebas dan nilai R akan meningkat, tidak tergantung apakah
variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan variabel terikat atau tidak.
Oleh karena itu, banyak peneliti yang menyarankan untuk menggunakan Adjusted
R Square. Interpretasinya sama dengan R Square, akan tetapi
nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun dengan adanya
penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara variabel bebas
tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. Nilai Adjusted R Square
dapat bernilai negatif, sehingga jika nilainya negatif, maka nilai tersebut
dianggap 0, atau variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan varians
dari variabel terikatnya.
4. Persamaan Matematis Regresi Berganda
Model Persamaan
Matematika Regresi Linear berganda
Regresi
linear berganda dengan dua peubah bebas
Bentuk
persamaan matematika yang menggambarkan regresi linear berganda dengan dua
peubah bebas adalah :
Y
=a0+a1X1 + a2 X2 …………………….(19)
dengan
a0, a1, dan a2 adalah koefisien yang diperoleh
dari hasil regresi. Penyelesaian dari persamaan tersebut berupa sekumpulan tiga
persamaan simultan dengan tiga nilai yang tidak diketahui yaitu a0,
a1 dan a2, disajikan dalam persamaan (20), (21), dan
(22).
n
. a0 + X1i .. a1 + X2i . a2
= Yi ……………….. ……(20)
X1i .a0 + X12 i .a1 +
X2i X1i . a2 = X1i Yi
………………..(21)
X2i .a0 + X2i X1i .a1
+ X22i . a2 = X2i Yi
……………..(22)
dengan
n adalah banyaknya pasangan data (X1, X2, Y).
Regresi
Linear Berganda dengan Tiga Peubah Bebas
linear
berganda dengan tiga peubah bebas adalah :
Y
= a0 + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3
……………………………….(23)
Dengan
a0, a1, a2 dan a3 adalah koefisien
yang diperoleh dari hasil regresi. Penyelesaian dari persamaan tersebut berupa
sekumpulan empat persamaan simultan dengan empat nilai yang tidak diketahui
yaitu a0, a1 , a2, dan a3 adisajikan
dalam persamaan (24), (25), (26) dan (27).
n
. a0 + X1i .. a1 + X2i . a2
+ X3i . a3 = Yi …………(24)
X1i .a0 + X12 i .a1 +
X2i X1i . a2 + X3i X1i
. a3 = X1i Yi ….(25)
X2i .a0 + X2i X1i .a1
+ X22i . a2 + X3i X2i
. a3 = X2i Yi ………(26)
X3i .a0 + X3i X1i .a1
+ X3i X2i . a2 + X32i
. a3 = X3i Yi ……….(27)
dengan
n adalah banyaknya pasangan data (X1, X2, X3, Y).
KESIMPULAN
Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk
menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain.Regresi linier bertujuan mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Dua variabel ini dibedakan menjadi variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y).
Persamaan regresi adalah persamaan matematika yang dapat digunakan untuk meramalkan nilai-nilai variable tidak bebas (dependent) dari nilai-nilai variable bebas (independent).
Analisis regresi merupakan studi dalam menjelaskan dan mengevaluasi hubungan antara suatu peubah bebas (independent variable) dengan satu peubah tak bebas (dependent variable) dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau meramalkan nilai peubah tak bebas didasarkan pada nilai peubah bebas yang diketahui.
Persamaan regresi berganda adalah
persamaan matematika yang dapat digunakan untuk meramalkan nilai-nilai variable
tidak bebas (dependent) dari nilai-nilai variable bebas (independent). Dalam
hal ini pendugaan atau peramalan nilai variabel tak bebas Y berdasarkan hasil
pengukuran pada beberapa variabel bebas X1, X2,…, Xr.
0 comments:
Post a Comment