Bagaimana cara mengambil keputusan?
Jawaban atas pertanyaan ini akan mempengaruhi perancangan sistem informasi di
dalam komputer untuk mendukung proses dalam pengambilan keputusan (Decision
Support Sustem / DSS). Kekuatan yang memprakarsai proses pengambilan keputusan
dapat berupa ketidakpuasan terhadap keadaan saat itu atau manfaat yang
diharapkan dari keadaan yang baru. Dalam hal ketidakpuasan, kekuatan yang
memprakarsai adalah penemuan masalah sedangkan dalam hal manfaat yang
diharapkan kekuatan yang memprakarsai berasal dari penyelidikan untuk mendapat
kesempatan.
Proses pengambilan keputusan dapat
ditinjau dari sudut kegiatan yang terus-menerus didorong oleh tujuan mengubah
sistem (perusahaan, departemen, keluarga, dan sebagainya) dari keadaannya yang
sekarang menjadi keadaan yang diinginkan dengan menggunakan suatu sistem yang
disebut sistem penunjang keputusan.
Model DSS :
Rumusan masalah yang dapat diambil dari
makalah ” Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System ) adalah sebagai
berikut :
1. Konsep Sistem Penunjang Keputusan (
Decision Support System / DSS)
2. Tujuan Sistem Penunjang Keputusan (
Decision Support System / DSS)
3. Konsep Keputusan
4.
Jenis-jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon
5. Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut
Herbert A. Simon
6. Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
7. Komponen Sistem Penunjang Keputusan (
Decision Support System / DSS)
8. Ciri, Keuntungan Dan Keterbatasan Sistem
Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)
9. Sistem Penunjang Keputusan ( Decision
Support System /DSS) Kelompok
1.3.
TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari penyusunan makalah
dengan judul Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System ) adalah
sebagai berikut :
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen
2. Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam
pencarian bahan-bahan materi Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support
System )
3. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System )
MUM
2.1. DEFINISI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN ( DECISION SUPPORT SYSTEM / DSS )
Secara umum DSS adalah sistem berbasis
komputer yang interaktif, yang membantu mengambil keputusan dengan memanfaatkan
data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terstruktur. Sedangkan
secara khusus DSS adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer
maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara
memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu. DSS
mendayagunakan resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan
komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. Jadi ini merupakan sistem
pendukung yang berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan pemecahan masalah.
Adapun menurut para ahli definisi dari DSS adalah
sebagai berikut :
@
Menurut Mann dan Watson, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah
Sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data
dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi
terstruktur dan tidak terstruktur.
@
Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah
suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada
penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan.
@
Menurut Litle, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah suatu
sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif
keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang
terstruktur atupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
@
Menurut Raymond Mc Leod, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah
sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu
masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
Dari berbagai definisi beberapa ahli
diatas ada satu kesamaan tentang pengertian dari DSS yitu merupakan suatu
sistem untuk membantu pemecahan sebuah masalah. Dan pemecahan masalah tersebut
dapat dipicu penyelesaiannya dengan 6 pertanyaan antara lain :
n
Apa
(what) ?
n
Siapa (who) ?
n
Kapan (when) ?
n
Mengapa (why) ?
n
Dimana (where) ?
n
Bagaimana (how) ?
2.2. MENGAPA MENGGUNAKAN DSS?
DSS digunakan dalam sebuah perusahaan karena
berbagai hal, antara lain :
a.
Perusahaan
beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil,
b.
Perusahaan
dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat,
c.
Perusahaan
menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi
bisnis,
d.
Sistem
komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal
efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar
menguntungkan,
e.
Adanya
perubahan perilaku komputasi end-user. Dalam hal ini end-user bukanlah
programmer sehingga mereka membutuhkan alat dan prosedur yang mudah untuk
digunakan dan ini dipenuhi oleh DSS,
f.
Membutuhkan
informasi yang akurat dan baru secara cepat,
g.
DSS
sering dianggap sebagai keberhasilan dalam suatu organisasi,
h.
Manajemen
mengamanatkan perlunya DSS dalam
organisasi,
i.
Perlunya
penghematan biaya operasional.
3.1. Konsep Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS )
Konsep DSS dimulai akhir tahun 1960 dengan time
sharing komputer yaitu untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi
langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi. Istilah DSS
diciptakan pada tahun 1971 oleh Anthony Gory dan Scott Morton untuk mengarahkan
aplikasi komputer pada pengambilan keputusan manajemen. Konsep DSS menggunakan
informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil
keputusan dengan menggunakan model sebagai dasar pengembangn alternatif yang
secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai. Dari penjelasan tersebut maka
dapat diketahui bahwa DSS mempunyai karakteristik tersendiri, antara lain :
a.
DSS
dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang
bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b.
Dalam
proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik
analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi
pencari/interogasi informasi,
c.
DSS
dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang
yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi,
d.
DSS
dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi
yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
Tujuan Sistem Penunjang Keputusan (
Decision Support System )
Bila diterapkan dalm sebuah organisasi
atau perusahaan tujuan utama DSS adalah membantu manajer dan orang-orang yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan kemampuannya
dalam memutuskan pemecahan suatu masalah. Keputusan yang dihasilkan nantinya
diharapkan dapat memenuhi batasan kognitif, waktu dan ekonomis.
Menurut Holsapple dan Winston, 1996 tujuan
dari DSS adalah sebagai berikut :
a.
DSS
membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian memformulasikan
data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan tindakan.
b.
DSS
memfasilitasi salah satu atau semua fase pengambilan keputusan agar prosesnya
berjalan secara lancar dan cepat (efektif dan efisien). Fase pengambilan
keputusan itu sendiri menurut Herbert A. Simon yang ditulis oleh Mc Leod (2001)
adalah :
@ Intellegence
Activity yaitu proses pencarian informasi dan data dari
lingkungan yang berguna bagi pemecahan masalah,
@ Design Activity yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisa kemungkinan dari tindakan
yang akan dijadikan solusi,
@ Choice Activity yaitu memilih salah satu tindakan yang
telah dianalisa pada fase sebelumnya yang kemudian dijadikan sebagai alternatif
solusi,
@ Review
Activity yaitu
mengimplementasikan solusi.
c.
DSS
menjadi bantuan untuk memecahkan masalah yang semi terstruktur atau yang tidak
terstruktur.
d.
DSS
membantu dalam memanajemen informasi / pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena
DSS dapat memiliki kemampuan untuk menerima, menyimpan, menggunakan, menurunkan
dan mempresentasikan informasi / pengetahuan yang sesuai dengan keputusan yang
akan diambil.
e.
DSS
mendukung penilaian manajer tanpa bermaksud untuk menggantikannya.
Konsep Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan hal yang
pokok bagi pemegang jabatan manajer. Karena keputusan merupakan rangkaian
tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau
mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan di dalam
perusahaan. Model sistem yang dipergunakan untuk mengambil keputusan dapat bersifat
tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan tertutup menganggap bahwa keputusan
dipisahkan dari masukan-masukan yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam
sistem ini pengambil keputusan dianggap :
a. Mengetahui semua alternatif dan akibat atu
hasil dari masing-masing alternatif;
b. Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan
dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih
disukainya,
c. Memilih alternatif yang memaksimalkan
sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau kegunaan.
Paham pengambilan keputusan yang tertutup jelas
menganggap bahwa orang yang rasional secara logis menguji semua alternatif,
membuat urutan berdasarkan hasilnya yang lebih disukai, dan memilih alternatif
yang mendatangkan hasil terbaik.
Sistem
pengambilan keputusan terbuka adalah keputusan yang dipengaruhi oleh
lingkungan, dan proses pengambilan keputusan selanjutnya juga mempengaruhi
lingkungan tersebut. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan
sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam
batas-batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan
alternatif-alternatif, kemampuan untuk menangani model keputusan dan
sebagainya. Mengingat tujuan model tertutup telah dirumuskan dengan baik,
tujuan model terbuka sama dengan tingkat keinginan sebab model terbuka dapat
berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti keberhasilan atau kegagalan.
Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka
menganggap bahwa pengambil keputusan :
a. Tidak mengetahui semua alternatif dan
semua hasil,
b. Melakukan penyelidikan secara terbatas
untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan,
c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat
keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan
pilihan-pilihan karena tingkatan keinginan berubah menangani perbedaan antara
hasil dan tingkat keinginan.
3.4. Jenis-Jenis Keputusan Menurut Herbert
A. Simon
Menurut
Herbert A. Simon jenis-jenis keputusan dalm suatu perusahaan dibedakan menjadi
2 yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Perbedaan
keputusan terprogram dan tidak terprogram terlihat dari persyaratan
operasionalnya yang berlainan bagi kedua jenis keputusan tersebut. Ciri-ciri keputusan terprogram dan
keputusan tidak terprogram dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Keputusan Terprogram
|
Keputusan Tidak Terprogram
|
·
Berulang
·
Dirumuskan
dengan cermat
·
Aturan
atau algoritma keputusan bagi orang bawahan untuk digunakan
|
·
Kadang-kadang
·
Unik
·
Analisa
baru untuk setiap kejadian
|
Dengan kata lain, keputusan terprogram adalah
keputusan yang dirumuskan dengan cermat dan cukup sering diulangi sehingga
aturan keputusan atau algoritma keputusan dapat dirumuskan. Aturan-aturan dapat
diuraikan sebelumnya, dan karena itu aturan-aturan tersebut biasanya dapat
diberi kode untuk pengolahan komputer. Penggunaan komputer untuk mengolah
aturan-aturan keputusan terprogram merupakan suatu pra pemilihan oleh seorang
pengambil keputusan mengenai bagaimana keputusan harus diambil untuk waktu yang
akan datang.Karena pengambilan keputusan itu merupakan suatu proses yang mahal
ditinjau dari sudut sumber daya yang sangat langka, waktu dan tenaga
manajerial, maka keputusan terprogram merupakan suatu metode yang efisien untuk
menghemat sumber daya yang langka dan untuk meningkatkan produktifitas manajer.
Sedangkan
untuk keputusan tidak terprogram, keputusan ini tidak sering diulang atau dapat
dikatakan keputusan ini sangat berbeda di setiap pengulangannya, sehingga tidak
dapat dikembangkan suatu model umum sebagai suatu dasar untuk memogramnya.
Kegiatan
pengambilan keputusan baik yang terprogram ataupun tidak terprogram dapat
mengikuti proses pengambilan keputusan termasuk pemahaman, perancangan dan
pemilihan. Penentuan keputusan terprogram memerlukan lebih banyak pemecahan
umum daripada keputusan tidak terprogram. Untuk keputusan terprogram harus
mempertimbangkan bermacam-macam kondisi sedangkan keputusan tidak terprogram
hanya berhubungan dengan suatu situasi tertentu.
3.5. Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
Ada 4 tahapan dalam pengambilan keputusan
menurut Herbert A. Simon yang dapat digambarkan seperti berikut :
Keterangan :
@ Kegiatan Inteligen yaitu
proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan
masalah,
@ Kegiatan Merancang yaitu
menemukan, mengembangkan, dan manganalisa arah tindakan yang mungkin dapat
dipergunakan. Dalam hal ini mengandung proses-proses untuk memahami masalah,
untuk menghasilkan cara pemecahan masalah dan untuk menguji apakah cara
pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
@ Kegiatan Memilih yaitu
memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilaksanakan.
@ Kegiatan Menelaah disebut juga pemahaman yaitu menyelidiki
lingkungan tentang kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang
diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan
masalahnya.
Masing-masing kegiatan tersebut saling
memberi feed back atau umpan balik hasil keputusan. Hal ini sama seperti
langkah-langkah yang disarankan Rubenstein dan Haberstroh yaitu; pengenalan
masalah atau kebutuhan akan pengambilan keputusan, analisis dan pernyataan
alternatif-alternatif, pemilihan di antara alternatif-alternatif, komunikasi
dan pelaksanaan keputusan, dan tindak lanjut dan umpan balik hasil keputusan.
3.6. Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
Pengambil keputusan mempunyai suatu cara
untuk dapat memahami informasi yang menentukan efisiensi pengolahan
informasinya. Pengetahuan seseorang digabungakan dengan kecakapannya mengolah
informasi akan menentukan kesanggupannya mengambil keputusan. Dihadapkan dengan
alternatif-alternatif, pengambil keputusan menentukan suatu tujuan, dan
kemudian berusaha mencapainya dengan memilih alternatif yang terbaik
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Pengambilan keputusan merupakan suatu
proses penggunaan informasi secara rasional bukan secara emosional. Dengan
demikian dalam hubungan ini, kesulitan dalam pengambilan keputusan dapat
diakibatkan oleh kedua-duanya.
1. Informasi yang tidak cukup ; yakni
informasi yang tidak benar atau tidak lengkap mengenai bermacam-macam arah
tindakan alternatif yang berpengaruh pada hasil akhir,
2. Tujuan yang tidak jelas diuraikan, yakni
tidak dapat menguraikan tujuan yang hasilnya lebih banyak diinginkan daripada
yang lain.
Pengambilan keputusan dapat terjadi mulai
dari jenis keputusan sepintas lalu yang sangat rutin (keputusan terprogram)
sampai keputusan kompleks yang mempunyai pengaruh besar terhadap sistem
(keputusan tidak terprogram). Untuk menggolongkannya, pengambilan keputusan
dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu:
a.
Pengambilan keputusan tingkat strategis
Yaitu keputusan yang ditandai
oleh banyak ketidakpastian dan berorientasikan masa depan. Keputusan ini
menentukan rencana jangka panjang yang mempengaruhi seluruh bagian perusahaan.
Tujuan perusahaan ditentukan oleh beberapa strategi, oleh karena itu strategi
berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan,
penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan organisasi
secara menyeluruh.
b.
Pengambilan keputusan tingkat taktis
Pengambilan keputusan tingkat
taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya
untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan ini berhubungan dengan
bidang-bidang seperti perumusan anggaran, analisis aliran dana, penentuan tata
ruang, masalah kepegawaian, perbaikan produk, serta penelitian dan
pengembangan.
c.
Pengambilan keputusan tingkat teknis
Pada tingkat pengambilan
keputusan ini standar-standar ditentukan dan hasil keputusan siafatnya
menentukan. Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses untuk menjamin
agar tugas-tugas khusus dapat dilaksanakan dengan cara efektif dan efisien.
Pengambilan keputusan ini memerlukan diberikannya perintah-perintah khusus yang
mengawasi operasi-operasinya.
3.7.Komponen Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)
Komponen yang terdapat dalam DSS antara
lain :
a.
Dialog
(komponen model manajemen); merubah data menjadi informasi yang relevan (dynamic/linear),
b.
Model;
DSS menggunakan database berbasis permodelan yang terdiri dari optimalisasi,
statistik/matemetik dan finansial,
c.
Database
(komponen penunjang); yaitu teknologi software dan hardware,
d.
Data
(komponen data manajemen); yaitu semua basis data yang dapat diakses.
3.8. Ciri, Keuntungan Dan Keterbatasan DSS
@
Ciri Decision Support System
a. DSS dirancang untuk membantu pengambil
keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak
terstruktur,
b. Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan
penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data
konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,
c. DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga
dapat digunakan dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian
komputer yang tinggi,
d. DSS dirancang dengan menekankan pada aspek
fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan
dengan kebutuhan pemakai,
e. Menghasilkan acuan data untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman,
f. Fasilitas untuk mengambil data dapat
memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih
baik,
g. Meningkatkan produktifitas dan kontrol
dari manajer.
@
Keuntungan Decision Support System
a.
DSS memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam
memproses data/informasi bagi pemakainya,
b.
DSS membantu pengambil keputusan dalam penghematan
waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah,
c. DSS dapat menghasilkan solusi dengan lebih
cepat serta hasilnya dapat diandalkan,
d. DSS mampu menyajikan berbagai alternatif,
e. DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk
memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.
@
Keterbatasan DSS
a. Beberapa kemampuan manajemen dan bakat
manusia yang tidak dapat dimodelkan,
b. Kemampuan terbatas pada pembendaharaan
pengetahuan yang dimilikinya,
c. Proses tergantung pada peragkat lunak yang
digunakan,
d. Tidak memiliki kemampuan intuisi
(berpikir) seperti pada manusia.
3.9. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support
System) Kelompok / GDSS
Adalah suatu sistem berbasis komputer yang
mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas (tujuan)
bersama dan yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan
bersama. Atau bisa dikatakan GDSS adalah sistem pendukung keputusan kelompok
yang berusaha memperbaiki komunikasi diantara para anggota kelompok dengan
menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung para pengambil keputusan
dengan menyediakan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.
Nama lain dari GDSS antara lain :
a. Group Support System (GSS)
b.
Computer Supported Cooperative Work (CSCW)
c.
Computerzed Collaborative Work Support
d.
Electronic Meeting System
Pengaturan GDSS adalah:
1. Ruang keputusan; merupakan pengaturan
untuk rapat kelompok kecil serta tatap muka. Ruangan tersebut mendukung
komunikasi melalui kombinasi perabot, peralatan dan tata letak.
2. Jaringan keputusan; dalam hal ini yang
dimaksud adalah LAN. Jika kelompok kecil tidak mungkin bertemu secara bertatap
muka maka para abggota dapat berinteraksi melalui jaringan.
3. Pertemuan Legislatif; jika kelompok
terlalu besar untuk ruang keputusan maka pertemuan legislatif diperlukan.
4. Konferensi bermedia komputer; beberapa
aplikasi kantor virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-kelompok besar
dengan anggota yang tersebar secara geografis.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari makalah Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System ini adalah:
1. Dukungan komputerisasi untuk para manajer
sangatlah penting dalam berbagai kasus ataupun pengambilan keputusan di dalam
organisasinya /perusahaannya,
2. DSS dirancang dengan menekankan pada aspek
fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan
dengan kebutuhan pemakai,
3. DSS membantu pengambil keputusan dalam
mengenali masalah dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk keperluan
analisis dan pengambilan tindakan,
4. Keputusan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram dengan menggunakan
sistem pengambilannya secara terbuka dan tertutup,
5. GDSS adalah suatu teknologi yang mendukung
proses pengambilan keputusan dalam suatu group atau kelompok yang mempunyai
software sendiri yang disebut juga groupware.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soeharno, Prof. Dr.,” Ekonomi Manajerial
”, Penerbit Andi Yogyakarta, Juli 2006
2. Winardi, S.E., Prof. Dr., ”Asas-Asas
Manajemen”, Penerbit Mandar Maju Bandung, 1990
3. Swastha Badu, SE, ”Asas-Asas Manajemen
Baru”, Liberty Yogyakarta, September 1984
4. Moekijat, Drs., ”Pengantar Sistem
Informasi Manajemen”, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, Maret 1986
0 comments:
Post a Comment