Electronic
Mail
2.1
Pengertian Email
Email merupakan
sebuah layanan berupa pesan surat
elektronik dengan format tertentu yang diterima dan dikirim melalui jaringan
internet dengan aturan tertentu.
Menurut David Alex Lamb (1999), dalam
proses pengiriman dan penerimaan email
terdapat beberapa elemen yang sangat berpengaruh terhadap proses tersebut.
Elemen-elemen yang dimaksud adalah :
1.
Sender, merupakan orang yang menyusun dan
mengirimkan email.
2.
Mail agent, merupakan perangkat lunak yang
digunakan oleh pengirim untuk melakukan penyusunan email.
3.
Message, merupakan representasi komputer dari
apa yang ingin disampaikan oleh pengirim.
4.
Email transport subsystem, merupakan
sebuah sistem yang menangani transportasi email.
5.
Receiver, merupakan tujuan atau orang yang
menerima email.
6.
Email agent software, merupakan
sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk membaca email.
7.
Email address, merupakan
sekumpulan karakter yang digunakan untuk mengenali pengirim dan penerima.
Pada dasarnya sistem pengiriman dan
penerimaan email sama seperti pada
sistem penerimaan dan pengiriman surat
biasa. Tabel 2.2 adalah perbandingan surat
biasa dengan email :
Tabel 2.1 Perbandingan Email
dengan Surat Biasa
Email
|
||
Mail
agent
|
Outlook
Express
|
Pena/Mesin tik
|
Media Pesan
|
Text, html
|
Kertas, amplop
|
Mail
Transport Subsystem
|
SMTP, POP3, IMAP
|
POS, DHL, dll.
|
Alamat
|
Alamat email
|
Alamat rumah
|
Dalam sistem email terdapat dua buah subsystem
email. MUA (Mail User Agent) merupakan sebuah program di komputer
lokal yang mendukung penggunaan command-based (berbasis perintah), menu
based (berbasiskan menu) atau grafikal. MUA digunakan untuk membaca dan
mengirimkan email. Contoh aplikasi
dari MUA antara lain Outlook Express,
KMail, Eudora, Pine.
Subsistem kedua adalah MTA (Mail
Transport Agent) merupakan sebuah daemon
system yang berjalan di belakang (background)
dalam proses pemindahan email dimana
fungsi MTA adalah sebagai pengatur transportasi email dari pengirim ke penerima.
2.2
Format Mail
Sebuah pesan merupakan sebuah kumpulan
karakter yang dipisahkan ke dalam beberapa baris karakter. Baris karakter yang
digunakan dibatasi oleh dua buah karakter berupa Carriage Return (CR)
dengan nilai ASCII 13, yang kemudian diikuti langsung oleh Line Feed (LF)
dengan nilai karakter ASCII 10 (RFC 2822).
Email terdiri
dari dua bagian utama, header dan body. Bagian header minimal terdiri dari
tiga isian utama berupa “date”, “from : “, dan “to”,
dimana setiap field pada header memiliki aturan penulisan sendiri
(Crocker, 1982).
Beberapa field yang umum digunakan pada bagian header terlihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Header Field Email
Header field
|
Berisi
|
To
:
|
Satu atau lebih alamat email penerima primer
|
CC
:
|
Satu atau lebih alamat email penerima sekunder
|
BCC:
|
Satu atau lebih alamat email penerima blind carbon copy
|
From
:
|
Orang yang membuat email
|
Subject
:
|
Judul email
|
Sender
:
|
Alamat email pengirim
|
Received
:
|
Isian yang ditambahkan setiap
melalui MTA
|
Return
path :
|
Jalur kembali mail ke pengirim
|
2.3
Tahapan Proses Pengiriman dan Penerimaan Email
Lamb (1999) membagi proses pengiriman
dan penerimaan email kedalam tiga
bagian, yaitu :
1.
Pengiriman pesan
Pada proses ini, pengirim menyusun
pesan dan mengirimkannya dengan email agent, yang akan memberikan
perintah kepada sistem transport email untuk mengantarkan pesan tersebut
ke tujuan.
a. Composing
Penyusunan email mirip dengan penyusunan naskah,
dimana email agent pada umumnya
memiliki beberapa editor-editor teks. Yang membedakan adalah format email yang terdiri dari dua jenis, header
dan body. Mengacu pada RFC 822, header
merupakan bagian email yang terdiri
dari alamat, judul dan tembusan. Sedangkan body merupakan bagian dari email yang memuat pesan yang akan
disampaikan oleh pembuat email berupa
teks murni atau disertakan file
dengan format tertentu yang nantinya dikodekan sebagai teks yang disebut dengan
MIME (Multipurpose Internet Mail Extensions). Email agent
biasanya menyediakan ruang khusus sebagai tempat menaruh konsep atau rancangan email yang sudah dibuat sehingga
pengguna bisa melakukan editing
kembali.
b.
Pengantrian dan pengiriman
Setelah email disusun dan kemudian pengguna
memutuskan untuk mengirimkan pesan tersebut dengan menggunakan perintah
tertentu, maka email agent akan memeriksa alamat
tujuan (sebagai contoh header field to: ) sesuai dengan aturan penulisan
alamat email tujuan atau belum. Jika
penulisan salah maka email agent akan memberikan
pemberitahuan kepada pengguna untuk memeriksa ulang dan memperbaiki. Sebaliknya
jika penulisan alamat email tujuan
sudah benar, maka email akan
dikirimkan. Dimana email agent akan memanggil email
transport subsystem untuk mengirimkan email.
Beberapa
pengguna koneksi internet dial up menyusun email pada saat off line dan baru akan mengirimkannya pada
saat online. Kasus lain terjadi ketika suatu email tidak bisa dikirimkan karena ada email lain yang memiliki prioritas lebih tinggi. Mail transport
dan mail agent memiliki tempat antrian khusus yang digunakan untuk
menampung email yang akan dikirimkan,
jika kondisi memungkinkan maka email-email yang ditampung tersebut akan
dikirim ke komputer tujuan.
2.
Pemindahan
a.
Pengalamatan email
Satu atau
lebih alamat tujuan oleh mail transport system digunakan untuk
mengetahui kemana email akan
dikirimkan. Alamat email yang
digunakan berupa sekumpulan teks yang mengidentifikasikan keberadaan kotak email (mailbox) pada IP atau domain tertentu.
Layanan transport mengirimkan kumpulan teks site pada Domain Name System (DNS)
yang akan mengubahnya ke dalam alamat IP kemudian menghubungkan ke alamat IP
yang diberikan dan meminta komputer tujuan untuk menerima dan mengirimkannya
pada mailbox yang dituju.
b.
Email server
Ketika email dikirimkan dan sebelum sampai
kepada mailbox yang dituju, terlebih dahulu isi pesan email tersebut diproses pada email
server. Ada
tiga hal yang dilakukan email server sebagai respon dari permintaan
tersebut, berupa :
i. Menerima
pesan dan menyampaikannya dalam mailbox tujuan,
ii. Menerima
pesan ke alamat lain yang telah ditetapkan oleh pemilik mailbox,
iii. Menolak
pesan dan memberikan pemberitahuan bahwa pesan tidak terkirim yang diakibatkan
karena mailbox tujuan tidak tersedia, mailbox tujuan dalam
kondisi penuh atau karena terdapat kerusakan pada server.
Dalam
penggunaannya terdapat dua buah aplikasi mail
server, kedua aplikasi tersebut berupa :
i. SMTP
Protokol
yang digunakan untuk mengelola lalu lintas email
keluar masuk suatu jaringan.
ii. POP
Protokol
yang digunakan untuk mengambil email
dari tempat penampungan email pada email server.
3.
Peneriman email
Suatu saat mail agent melakukan pengecekan secara
otomatis atau berdasarkan permintaan pengguna, apakah ada email masuk ke dalam mailbox
pada email server. Jika terdapat email masuk maka kemudian mail agent tersebut akan menyimpan email tersebut dalam database mail agent tersebut.
2.4
Layanan Email
Terdapat lima layanan dasar yang didukung oleh sistem email menurut Tanenbaum, kelima dasar
tersebut adalah :
1.
Komposisi
Berhubungan
dengan proses pembuatan pesan dan/atau balasan email, pengolah teks
digunakan untuk badan email dan
sistem membantu pengalamatan dan beberapa isian pada bagian kepala (header)
email.
2.
Pengiriman
Ketika
seorang pengirim melakukan proses pengiriman sebuah pesan kepada penerima maka
ketika itu juga diperlukan sebuah hubungan dari pengirim kepada penerima, atau
media lain yang berada diantaranya. Setelah koneksi dilakukan, pemutusan
koneksi dilakukan jika email telah
dikirimkan. Pengiriman ini merupakan proses background
pada sistem.
3.
Pelaporan
Memberikan
laporan kepada pengirim terhadap kejadian yang dialami oleh pesan. Kondisi yang
ditemukan berupa laporan keberhasilan pengiriman pesan selain itu bisa juga
pelaporan berupa penolakan atau hilangnya pesan yang dikirim.
4.
Tampilan
Format
tampilan pada layar komputer penerima sesuai dengan format yang telah dibuat
oleh pengirim. Meskipun pada kenyataannya terdapat perbedaan format MUA antara
penerima dan pengirim.
5.
Penempatan
Berhubungan dengan apa yang akan dilakukan penerima
setelah menerima email.
2.5
Komponen Email
|
Gambar 2.1
Arsitektur email Client/Server
(sumber :
www.cs.uu.nl)
Sebuah email terdiri dari beberapa komponen penyusun. Komponen-komponen
tersebut adalah :
1.
Mail User
Agent
Merupakan program yang digunakan untuk membuat dan
membaca email. MUA bisa disebut juga
sebagai email reader yang dapat
menerima bermacam - macam perintah untuk pembuatan, penerimaan dan penjawaban
pesan. Selain itu MUA juga dapat digunakan untuk memanipulasi mailbox email pengguna.
Beberapa MUA mengizinkan pemakaian format
Multipurpose Internet Mail Extension
(MIME) yang dapat digunakan untuk melampirkan file ke dalam suatu pesan. Dengan MIME ini, pesan yang dikirimkan
dapat melampirkan file-file lain. MailX, pine dan netscape merupakan beberapa contoh MUA.
2.
Mail Transport
Agent
Pada saat proses pengiriman email, email tersebut diberikan ke MTA untuk dilakukan proses yang lebih
lanjut.
Fungsi dari MTA adalah sebagai berikut :
a.
MTA menggunakan alamat tujuan untuk
menentukan bagaimana pesan tersebut harus dikirimkan.
b.
MTA dapat menggunakan aliases/daftar distribusi untuk mengirimkan salinan dari sebuah
pesan ke berbagai tujuan.
c.
MTA menerima dan memproses email yang masuk dari mesin lain dalam
jaringan.
3.
Mail Channel dan Delivery Agent
Mail
channel
memiliki dua komponen utama yaitu :
a.
Tabel yang menentukan saluran yang akan
digunakan untuk mengirimkan pesan email.
b.
Delivery
agent
yang akan melakukan pengiriman pesan bagi saluran yang telah ditentukan.
MTA akan mengenali saluran pengiriman
pertama yang sesuai dengan alamat pesan pada tabel dan menggunakan agen
pengiriman yang sesuai untuk mengirimkan pesan. Alamat yang tidak sesuai dengan
saluran yang ada akan dianggap sebagai alamat yang tidak dapat dikirimkan dan
akan dikembalikan ke pengirim. Jenis-jenis saluran yang digunakan :
-
Local
channel
yang menangani pengiriman email ke
pengguna lokal.
-
SMTP channel akan
mengirimkan email melalui jaringan
TCP/IP dengan menggunakan DNS dan SMTP.
-
Badhost
channel
yang secara default akan mengantrikan pesan-pesan yang sementara waktu tidak dapat
dikirimkan karena nama server tidak
siap.
Pesan email akan di-route dari
pengirim ke penerima oleh MTA pada host
email yang berbeda. Komunikasi diantara host
yang berbeda ditangani oleh program yang disebut mailer.
Beberapa mailer
yang biasa digunakan adalah :
-
Local : pengiriman
local
-
Ether :
pengiriman Ethernet
-
Ddn : pengiriman
internet
-
Uucp :
pengiriman uucp
-
Error : mailer yang digunakan untuk menghasilkan
pesan error ke pengguna
2.6
Multipurpose Internet Mail Extension
Pada awalnya email ditulis dalam bahasa inggris dengan menggunakan format ASCII,
namun seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan email sudah merambah tidak hanya oleh pengguna yang berbasiskan
ASCII saja. Untuk itu diperlukan sebuah cara yang dapat merepresentasikan suatu
huruf lain dalam sebuah email. RFC
2045 mendefinisikan ulang format pesan MIME ditujukan untuk menangani :
1.
Pesan yang digunakan bukan dalam bentuk US –ASCII.
2.
Sekumpulan bentuk pesan yang bukan teks.
3.
Pesan dengan sifat Multi-part.
4.
Informasi header
mail yang digunakan bukan dalam karakter US-ASCII.
Selain
itu permasalahan pengiriman email
yang bisa diatasi dengan MIME berupa :
1.
Pesan dalam aksara aksentuasi (contoh :
Prancis)
2.
Pesan dalam aksara non latin (contoh : Rusia)
3.
Pesan dalam bentuk aksara tanpa alfabet
(contoh : Jepang)
4.
Pesan dalam bentuk non-text (contoh : gambar dan video)
Tabel 2.3 Header tambahan MIME
Header
|
Fungsi
|
MIME –
Version :
|
Identifikasi
versi MIME
|
Content-description
:
|
Memberitahukan
apa yang ada dalam pesan
|
Content-ID
:
|
Pengenal
khusus / unik
|
Content-Transfer-Encoding
:
|
Membungkus
pesan untuk pengiriman
|
Content-Type
:
|
Memberitahukan
type pesan
|
MIME didefinisikan dengan lima header baru. Header MIME text
digunakan untuk memberitahukan mail user agent apakah pesan berupa plaintext atau bukan. Jika pesan tidak
memiliki “MIME-Version : “ pesan
tersebut diasumsikan dalam format plaintext
dan beraksara inggris. Header
“Content-Description : “ berisi pesan ASCII, berfungsi untuk memberitahukan
apa yang ada dalam pesan kepada si penerima email
tersebut, sehingga penerima pesan bisa memutuskan apakah pesan tersebut akan
dibaca, dikodekan atau dibuang.
Header
“Content-ID :” merupakan identitas dari MIME yang bersifat unik. Header “Content-Transfer-Encoding :”
digunakan untuk menentukan bagaimana pesan dikemas untuk pengirimannya melalui
suatu jaringan. Untuk data biner pada umumnya menggunakan base64 dan quoted printable encoding. Jika pesan lebih
banyak berupa kode ASCII daripada non
ASCII maka yang digunakan adalah quoted printable encoding, karena lebih
efisien dibandingkan menggunakan base64.
Sedangkan “Content-Type :”
mengidentifkasikan sifat atau karakter dari pesan.
Tabel 2.4 Content Type
Tipe
|
Subtipe
|
Deskripsi
|
Text
|
Plain
|
Teks murni atau unformatted text.
|
Richtext
|
Teks dengan perintah pemformatan
sederhana.
|
|
Image
|
GIF
|
Gambar dalam bentuk GIF.
|
JPEG
|
Gambar dalam bentuk JPEG.
|
|
Audio
|
Basic
|
Audible
Sound.
|
Video
|
MPEG
|
Film dan format MPEG.
|
Application
|
Octet-Stream
|
Rangkaian byte yang belum
diterjemahkan (uninterpreted).
|
Postscript
|
Dokumen printable dalam format Postscript.
|
|
Message
|
RFC822
|
Pesan dalam bentuk MIME RFC 822.
|
Partial
|
Pesan dipecah untuk kepentingan
pengiriman.
|
|
External
Body
|
Pesan diperoleh dari jaringan
internet.
|
|
Multiport
|
Mixed
|
Mengijinkan setiap bagian pesan
memiliki tipe berbeda.
|
Alternative
|
Pesan yang sama dalam format yang
berbeda.
|
|
Parallel
|
Semua bagian pesan ditampilkan
secara simultan.
|
|
Digest
|
Setiap bagian email dalam bentuk pesan RFC 822 komplet.
|
2.7
Protokol Email
2.7.1
Simple Mail Transport
Protocol
Seperti yang
sudah dibahas sebelumnya SMTP merupakan protokol yang digunakan untuk mengelola
lalu lintas email keluar masuk suatu
jaringan.
SMTP berada pada layer aplikasi dengan port 25. Fungsi utama dari SMTP adalah
menyampaikan pesan dari komputer pengirim ke komputer penerima, baik dalam
jaringan yang sama (LAN atau WAN) maupun ke komputer penerima dalam suatu
jaringan yang berbeda.
Gambar 2.2 Layer OSI
(sumber : Tanenbaum)
Model SMTP yang dijelaskan pada RFC 2821 berupa :
Gambar
2.3 Model SMTP
Jika akan
mengirimkan suatu email, maka SMTP Client akan membuka kanal dua arah ke SMTP Server. Dalam hal ini SMTP Server bisa merupakan tujuan akhir,
namun kadang bisa juga menjadi perantara antara komputer penerima dengan
komputer pengirim atau berupa gerbang yang menghubungkan komunikasi SMTP dengan
protokol lain.
Koneksi SMTP Client-Server diawali dengan proses
inisialisasi, SMTP Server akan
memberikan status bisa digunakan atau tidak. Jika tidak bisa digunakan maka
koneksi diputus dan jika statusnya bisa digunakan SMTP client bisa memulai pengiriman kumpulan perintah yang
diperlukan seperti menentukan alamat pengirim, alamat tujuan, serta pesan yang
akan disampaikan. Setelah pesan dikirimkan oleh SMTP server, SMTP client
bisa meminta koneksinya diputus atau dimulai untuk pengiriman email lainnya.
2.7.2
Internet
Message Access Protocol dan Post Office
Protocol
Protokol
IMAP dan POP digunakan untuk dapat menjembatani email user dan server.
Hal ini dikarenakan kondisi email user
yang digunakan tidak secara terus menerus terkoneksi sehingga email yang masuk akan ditampung pada email server. Kemudian jika akan dibaca,
email tersebut didownload oleh
pengguna setelah terkoneksi dan berinteraksi dengan email server.
1. Post Office Protocol
POP
merupakan protokol yang digunakan untuk mengambil pesan dari mailbox pada komputer server dan menyimpannya pada komputer
lokal pengguna POP3. Server
menggunakan port 110 pada TCP/IP.
Jika ada client yang akan menggunakan
layanan server, maka koneksi antara
keduanya dilangsungkan. Setelah terkoneksikan, server POP3 akan memberikan sebuah pesan sambutan yang kemudian
dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu tahapan otorisasi, dimana client harus mengidentifikasikan dirinya
ke server POP3 dengan mengirimkan user id dan password.
Jika
otorisasi berhasil dan sesuai dengan data yang tersedia di server, maka server akan
mengambil data yang dibutuhkan dalam koneksi tersebut dan dilanjutkan dengan
tahapan transaksi.
Pada tahapan
transaksi, pengguna bisa menggunakan beberapa perintah untuk berinteraksi
dengan server, semisal menampilkan
daftar email yang tersedia dalam mailbox. Semua pesan yang dikirimkan dalam koneksi POP3 berupa
kode ASCII dan format pesan email
yang dikirimkan diasumsikan sesuai dengan standar pada RFC 822. Karena semua
pesan tidak terenksripsi jika dilakukan penyadapan, maka pesan yang
dikomunikasikan selama koneksi dapat dibaca langsung. Solusi untuk permasalahan
ini dapat dibangun dengan koneksi SSH, menggunakan otentikasi/enkripsi (PGP
atau PEM) pada pesan email.
2. Internet Message Access Protocol
IMAP
merupakan sebuah protokol yang dirancang agar user dapat mengakses email
pada mailbox serta dapat berinteraksi
dengan mail server. Port yang digunakan oleh protokol ini
dalam TCP/IP adalah port nomor 143.
Sesi koneksi
IMAP terdiri dari koneksi client – server,
pesan sambutan dan interaksi client –
server. Interaksi client – server
terbagi menjadi perintah client, data server dan tanggapan penyelesaian
perintah server. Koneksi IMAP terbagi
menjadi empat kondisi, yaitu :
·
Non-autentifikasi,
dilakukan agar pengguna mendapatkan hak untuk menjalankan perintah dalam
koneksinya. Jika tidak bisa dilakukan, pengguna hanya bisa memberikan perintah
yang bisa dijalankan pada semua keadaan berupa Capability, Noop
dan Logout.
·
Terautentifikasi,
pada jenis ini pengguna diberikan hak akses dan pengiriman perintah. Untuk
dapat melakukan ini user harus
memiliki mailbox untuk diakses sesuai
dengan wewenangnya sebelum perintah-perintah yang dapat mempengaruhi pesan
dikirimkan ke server.
·
Terseleksi, keadaan
ini dimulai setelah mailbox yang
ditentukan dapat diakses oleh user.
·
Logout (keluar), kondisi ini akan
memutuskan koneksi. Kondisi ini terjadi karena pemutusan koneksi yang disengaja oleh user, selain itu bisa juga diakibatkan karena sesuatu hal semisal
tidak terjadinya interaksi dalam waktu tertentu.
|
Gambar 2.4 Koneksi Client – Server IMAP
(sumber :
http://www.google.com)
2.8
Domain Name System
2.8.1
Host Tables dan Domain
Name Space
Di dalam dunia jaringan komputer
terdapat dua teknologi sistem penamaan host
berdasarkan alamat IP, kedua jenis teknologi tersebut adalah :
1.
Host tables
Host
table
merupakan sebuah teknologi cikal bakal dari Domain
System Name, merupakan sebuah mekanisme penamaan secara statis dengan menggunakan
file host. Setiap komputer menyimpan
daftar kombinasi nama host dan alamat
IP.
Sistem penamaan host ini diawali oleh ARPANET dengan menggunakan sebuah file HOSTS.TXT,
dimana file tersebut berisi daftar
nama host yang terhubungkan dengan
dunia internet. File HOSTS.TXT ini ditangani secara manual
oleh administrator ARPANET. File yang
telah diperbaharui dikirimkan ke setiap host
yang membutuhkan melalui FTP.
2.
Domain Name
Space
Perkembangan jumlah host yang terkoneksikan dengan dunia
internet begitu pesat. Hal ini akan menjadi sangat membebankan baik bagi
jaringan internetnya itu sendiri maupun bagi administrator yang
bertanggungjawab terhadap pemetaan nama dan alamat IP dari sejumlah host yang terhubungkan dengan dunia
internet. Mengacu kepada alasan di atas, sistem Domain Name Space diciptakan. Sistem ini menggunakan prinsip
terdistribusi untuk semua host yang
terhubung ke dunia internet yang menggantikan sistem terpusat yang dimiliki
oleh sistem host tables.
DNS menggunakan sistem terdistribusi yang
memungkinkan setiap host memiliki
kemampuan untuk menerjemahkan alamat IP untuk host lain. Selain itu setiap host
memiliki kewenangan tertentu dalam mengelola
penamaannya sendiri dimana dengan kewenangan ini tidak diperlukan sebuah
mekanisme pelaporan sebuah host ke
dalam internet.
Sebuah sistem DNS pada dasarnya
merupakan sebuah database hirarki
yang terdistribusi. Skema hirarki yang digunakan berbentuk inverted tree, dengan akar berada pada bagian atas skema. Data pada
tree direpresentasikan dengan menggunakan
percabangan dari garis yang menggambarkan struktur pohon. Titik-titik yang
terdapat di dalam tree disebut dengan
node. Didalam sebuah tree terdapat tiga buah jenis node :
1.
Root
Merupakan
titik akar, dimana setiap tree akan
memiliki satu titik root.
2.
Intermediate
node
Merupakan
titik yang terdapat diantara root dan
leaf. Intermediate node memiliki jumlah yang tidak terbatas.
3.
Leaf node
Merupakan
ujung dari cabang pada tree.
|
Gambar 2.5
Hirarki Inverted Tree
(sumber
: Drew Heywood )
Sistem pembacaan nama (fully qualified name) di dalam DNS
berbeda dengan sistem pembacaan nama jalur pada file sistem. FQDN (Fully
Qualified Domain Name) DNS dimulai dari node
yang ingin dijelaskan dan berlanjut ke root.
Simbol titik digunakan untuk memisahkan nama node. Root
direpresentasikan dengan titik ditulis pada ujung sebelah kanan. Struktur
hirarki database DNS dapat dilihat
dari gambar dibawah ini :
|
Gambar 2.6
Hirarki DNS
(sumber :
Onno W. Purbo)
Domain DNS dibedakan berdasarkan
tingkatannya kedalam beberapa level. Tingkatan tersebut adalah :
1.
First Level
Domain
Merupakan anak dari root, nama yang lebih sering digunakan
untuk tingkat ini adalah Top Level Domain
(TLD).
2.
Second Level
Domain
Merupakan anak dari first level domain.
3.
Third Level
Domain
Merupakan anak dari second level domain, dan seterusnya.
TLD digunakan untuk menunjukan jenis
perusahaan, instansi, lembaga/negara tempat komputer berada. TLD dibagi kedalam
tiga jenis:
1.
TLD generik
Tabel 2.5 TLD Generik
Nama TLD
|
Keterangan
|
edu
|
Digunakan untuk instansi dan
institusi pendidikan
|
gov
|
Digunakan untuk instansi pemerintah.
|
int
|
Digunakan untuk organisasi
internasional
|
mil
|
Digunakan untuk instansi militer.
|
net
|
Digunakan untuk instansi yang
bekerja di bidang penyedia jasa layanan internet.
|
org
|
Digunakan untuk organisasi non
komersial
|
Selain TLD
diatas pada tahun 2000 ditambahkan sedikitnya tujuh TLD baru yaitu: aero, biz, coop, info, museum, name dan pro.
2.
TLD negara
TLD negara
dikembangkan guna memenuhi permintaan domain
berdasarkan pembagian geografis yang ditetapkan sesuai dengan standar ISO 3166,
dengan pengenal domain negara
digunakan dua huruf unik. Daftar TLD negara dapat dilihat pada lampiran.
3.
TLD ARPANET
TLD ini
merupakan TLD milik Advanced Research Project
Agency (ARPANET).
2.8.2
Mekanisme
Kerja DNS
Sebuah DNS
memiliki skema kerja seperti tertera pada gambar 2.6. Pada skema tersebut
terdiri dari beberapa komponen penyusun yang saling berhubungan.
|
Gambar 2.7
Komponen DNS
(sumber
: Onno W. Purbo )
Resolver digunakan
untuk mengajukan permintaan dari aplikasi ke server DNS. Resolver
merupakan sisi klien dari hubungan Client-Server.
Resolver menghasilkan permintaan dan
mengirimkan hasil permintaan tersebut ke name server.
Cache digunakan
untuk mengurangi beban DNS server
yang dilakukan ketika ada sebuah permintaan. Pengurangan beban ini dilakukan
dengan cara menyimpan hasil dari permintaan terakhir. Cache digunakan pula untuk menjawab permintaan secara lokal.
Kemampuan cache yang lain digunakan
ketika melakukan pencarian. Jalur yang digunakan ketika pencarian sebuah host dapat diperpendek dengan memulai
dari server DNS yang bertanggung
jawab untuk domain dengan tingkat
yang lebih rendah, namun jika informasi pada cache tidak dapat digunakan maka proses pencarian akan dimulai dari
domain root. Setiap entry di
dalam sebuah cache memiliki waktu hidup tersendiri. Entry yang telah lewat dari batas waktu
yang ditentukan akan dibuang.
Di dalam DNS dikenal beberapa jenis record dengan fungsi yang berbeda dari
setiap jenis record tersebut.
Tabel 2.6
Type Record DNS
Type
|
Nama
|
Keterangan
|
A
|
Host
|
Digunakan untuk menerjemahkan nama
komputer.
|
MX
|
Mail
Exchange
|
Digunakan sebagai penunjuk alamat
dari email server atau SMTP server.
|
SRV
|
Service
Location
|
Digunakan sebagai penunjuk layanan
yang dijalankan oleh sebuah komputer
|
NS
|
Name
Server
|
Digunakan sebagai penunjuk DNS yang
berwenang dalam penanganan suatu zone.
|
CNAME
|
Alias
|
Alias digunakan untuk menunjukan
nama lain dari suatu host atau
komputer.
|
SOA
|
Start
Of Authority
|
Mendefinisikan nama host yang merupakan awal dari sebuah zone. Informasi yang diberikan dapat
berupa refresh interval, retry interval dan sebagainya yang
digunakan untuk proses sinkronisasi dengan DNS lain.
|
PTR
|
Pointer
|
Digunakan sebagai Reverse Lookup Zones atau untuk
menerjemahkan alamat IP ke nama komputer.
|
0 comments:
Post a Comment