Sunday, April 24, 2016

Intro Statistika

Mempelajari Statistika akan sangat menarik apabila dilihat dari segi penyelesaian kasus yang dapat ditangani oleh ilmu statistika itu sendiri. Seringkali mempelajari statistika masih menjadi hal yang sangat dihindari terutama oleh kalangan mahasiswa atau bahkan orang awam sekalipun. Karena sebagian besar memiliki paradigma yang menganggap bahwa statistika memerlukan penyelesaian yang rumit dan panjang.
            Secara singkat statistika dapat diartikan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistik merupakan data, informasi, dan atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Data merupakan fakta yang belum memiliki arti yang lebih spesifik mengenai tujuan dan kegunaannya, data menjadi spesifik dan bernilai informatif apabila dikumpulkan menjadi satu kesatuan, dan apabila statistika ini digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data maka dapat disebut sebagai statistika deskriptif. Sebagian besar konsep statistika mengasumsikan teori probabilitas, beberapa istilah dalam ilmu statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
            Dewasa ini dalam era teknologi informasi penerapan statistika semakin luas dan beragam statistika digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu alam (misalnya dalam bidan astronomi, biologi, sosiologi, dan bahkan psikologi. Selain itu statistik juga banyak digunakan untuk membantu memecahkan masalah dalam bidang bisnis, ekonomi, dan industri. Dalam bidang pemerintahan statistika digunakan sensus penduduk, peta penduduk miskin, dan angkatan kerja dan lain-lain. Berhubungan dengan teknologi informasi dewasa ini statistik digunakan untuk jajak pendapat atau polling yang biasa digunakan menjelang pemilihan umum, dan bahkan statistika digunakan untuk memprediksi pasangan calon legislatif atau pasangan politik tertentu secara cepat, meskipun hasil dari prediksi masing-masing sumber pemberitaan dapat berbeda-beda.
            Statistika semakin menarik untuk dipelajari karena dengan berkembangnya teknologi informasi dengan aplikasi modern sangat memungkinkan pembelajaran statistika yang dulunya sangat rumit menjadi lebih mudah dan menyenangkan untuk dipelajari. Statistika menjadi menarik apabila hasil yang diinginkan dapat diketahui dengan cepat, sehingga kesimpulan yang diperolehpun dapat dengan segera diambil.
            Statistik dalam penerapannya digunakan untuk membatasi cara-cara ilmiah yang bertujuan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan meringkas data penelitian atau penyelidikan. Lebih lanjut statistik diperlukan untuk mengolah data untuk kemudian dihasilkan kesimpulan-kesimpulan yang teliti, logis, dan terarah.

A.   DEFINISI STATISTIKA
Definisi mengenai statistik sangat beragam baik dari kalangan akademisi maupun dari para ahli. Croxton dan Cowden dalam pernyataannya menyatakan bahwa statistik adalah metode mengumpulkan, mengelola serta menyajikan, dan mengintepretasikan data yang berwujud angka-angka. Anderson dan Bancroft menyatakan statistik adalah ilmu dan seni perkembangan serta metode paling efektif untuk pengumpulan, pentabulasian serta dan penginterpretasikan data kuantitatif sedemikian rupa, sehingga akan memungkin kesalahan dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan penggunaan penalaran induktif yang didasarkan pada matematik probabilitas (peluang).
            Menurut tingkat pekerjaan statistik dapat dibagi ke dalam 2 (dua) tingkat yaitu statistika deskriptif dan statistika induktif (inferensia statistika).
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga menciptakan sebuah informasi. Statistika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang sudah disajikan dan sama sekali tidak menarik kesimpulan (inferensia).
            Statistika induktif (inferensia statistika) hal-hal yang mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis dari sebagian data (data contoh) atau biasa disebut dengan sampel untuk kemudian sampai kepada peramalan (forecasting) atau penarikan kesimpulan keseluruhan data utama (populasi). Dalam statistika inferensia dilakukan pendugaan parameter, pembuatan hipotesis, serta melakukan pengujian hipotesis sehingga didapatkan kesimpulan yang berlaku umum. Dikarenakan data yang ditarik merupakan data dari sebagian populasi maka dikatakan induktif sehingga menyebabkan sifat data itu tidak pasti yang dapat menyebabkan terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan. Solusi dari hal ini adalah pengetahuan mengenai teori peluang mutlak diperlukan.

B.   SEJARAH STATISTIKA
Penggunaan istilah Statistika berasal dari istilah bahasa latin statiticum collegium (“dewan negara”) dan bahasa Italia Statista (“negarawan” atau “politikus”).
Pertama kali dalam sejarah statistika Gottried Achenwall (1749) menggunakan statistika dalam bahasa Jerman sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan dengan mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”, namun pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data”.
John Sinclair memperkenalkan istilah atau nama statistik (Statistics) dan pengertiannya ke dalam bahasa inggris. Statistika pada permulaannya hanya digunakan untuk mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Perkembangan selanjutnya yang paling fenomenal dari manfaat statistika adalah melalui sensus yang dilakukan oleh pemerintah-pemerintah di dunia.
Sensus pertama kali dilakukan oleh bangsa Babilonia pada tahun 4000 SM dan bangsa Mesir pada tahun 2500. Yang pada waktu itu ditujukan untuk kepentingan militer, pengumpulan pajak, dan perluasan wilayah kerajaan.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (penelitian problem sampel berukuran kecil).
Sekarang ini penggunaan statistika telah sangat berkembang dan telah banyak digunakan dan diaplikasikan di semua bidang ilmu pengetahuan.

C.   KONSEP DASAR STATISTIKA
Dalam mempelajari statistika untuk permasalahan sains, industri, maupun sosial, hal yang penting untuk diketahui adalah dimulai dari mempelajari populasi. Populasi dalam statistika dapat berupa benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak, dan bahkan populasi dapat berupa pengukuran sebuah proses dalam jangkauan interval waktu tertentu yang berbeda-beda.
Dalam proses pendataan dengan mengambil seluruh populasi yang ada dalam ilmu statistika disebut dengan sensus. Sensus dapat diaplikasikan kedalam statistika namun memiliki beberapa kendala utama yakni sensus memerlukan waktu yang relatif lama dan biaya yang relatif tinggi. Solusi permasalahan ini adalah dengan metode sampling. Metode sampling memiliki pengertian adalah sebagian kecil dari populasi, yang dapat mewakili seluruh populasi yang akan diteliti. Sampel dan hasil analisis datanya selanjutnya akan digunakan untuk menggeneralisasi seluruh populasi. Pengambilan dengan sampel harus cukup representatif, dapat mendukung inferensial (pengambilan keputusan) dan simpulan yang dihasilkan dari sampel tersebut mampu menggambarkan populasi secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel yang tepat dan benar disebut dengan teknik sampling.
2 macam statistika yang telah dipaparkan diatas yakni Statistika deskriptif dan statistika inferensial dapat dibedakan secara jelas kegunaannya. Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, contoh: menghitung rata-rata dan varians dari data mentah. Deskripsi datanya biasanya menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah untuk dibaca atau ditarik kesimpulannya. Sedangkan, statistika inferensial digunakan untuk hal-hal yang lebih misalkan pengujian hipotesis, melakukan estimasi dan prediksi observasi masa depan, atau membuat pemodelan hubungan (korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu) dan lain-lain.
Selain elemen populasi, sampel, dan inferensi terdapat pula elemen yang lain yang disebut dengan pengukuran reabilitas. Karena sampel diambil dari sebagian populasi hal yang mungkin terjadi adalah bias dalam menghasilkan kesimpulan, misalnya saja tidak semua mahasiswa merasa diri tidak puas dengan nilai yang ada atau fasilitas yang ada di kampus, mungkin juga ada mahasiswa wanita yang memiliki prestasi dengan nilai IP yang paling tinggi



CONTOH SOAL 1
  1. Sebagai contoh keterangan mengenai keadaan curah hujan di Semarang dicatat selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Sembarang nilai yang menjelaskan data tersebut. Data yang diperoleh rata-rata bulan Juni selama 10 tahun terakhir adalah 5.7 cm3. Maka nilai ini termasuk dalam statistika deskriptif. Namun apabila dalam data itu dikatakan bahwa curah hujan pada bulan Juni tahun depan diharapkan 5.8 dan 5.9, maka hal ini termasuk dalam kategori statistika induktif.
  2. Data kelulusan selama 5 tahun terakhir di STEKOM menunjukkan bahwasanya 95% diantara mahasiswa yang masuk ke STEKOM berhasil menyelesaikan studinya. Nilai numerik 95% adalah statistika deskriptif. Apabila berdasarkan data ini kemudian seorang mahasiswa baru STEKOM menyimpulkan bahwa dirinya dapat menyelesaikan kuliah di STEKOM adalah 80%, maka pernyataanya merupakan statistika induktif.

Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa statistika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik kesimpulan apapun mengenai gugus induk datanya. Apabila ada penyusunan tabel, diagram, grafik dan besaran-besaran lain di majalah dan koran-koran, maka hal ini termasuk kategori statistika deskriptif.

0 comments:

Post a Comment